Skip to main content

Etos Kerja Dalam Islam


Allah SWT menjadikan semua yang ada dibumi sebaga lapangan untuk mencari rezeki atau kehidupan. Al-Qur’an mengajarkan kita agar bersikap displin dan menggunakan waktu secara efektif dan efisien. Pada dasarnya islam mengajarkan budaya bekerja keras, produktif dengan senantiasa meningkatkan kualitas diri, dan berorientasi kemasa depan.


Rasulullah bersabda : “Bahwa siapa yang amal usahnya lebih baik dari hari kemarin, maka orang itu termasuk orang yang beruntung, dan jika amal usahanya sama dengan kemarin termasuk orang yang rugi, dan jika ada amal usahanya lebih buruk dari yang kemarin, maka ia termasuk orang yang terkutuk” (HR Tabrani) 


QS. Al-Mujadilah ayat 11


Artinya: 11. Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Isi kandungan surat al-mujadillah ayat 11 :
Dalam kehidupan seseorang akan selalu dihadapkan pada berbagai masalah. Masalah yang dihadapi bukanlah untuk dihindari, tetapi untuk diatasi dan dicari jalan keluarnya. Orang-orang yang mampu mengatasi masalah dengan baik hanyalah orang yang berilmu. Dengan demikian, ilmu pengetahuan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan, terutama untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Islam memerintahkan agar kita bekerja keras dalam menuntut ilmu pengetahuan dan hal itu sekaligus menjadi kewajiban selama kita hidup.

Menuntut ilmu pengetahuan harus disetrai pula dengan keimanan yang kuat agar mencapai derajat yang tinggi, baik didunia maupun dikhirat.

Sabda rasulullah SAW :
“Belajarlah kamu, ajarkanlah olehmu, dan bertawaduklah kamu terhadap gurumu, dan lemah lembutlah kamu terhadap murid-muridmu.”
Sebagai mana sabda rasulullah SAW diatas, bahwa agar ilmu yang diperoleh dapat bermanfaat, maka hendaknya kita pun memiliki etika dalam menuntut ilmu, seperti bersikap tawaduk kepada guru.

QS Al-Jumu’ah Ayat9-10 
Seimbang dalam bahasa Arab adalah tawazun. Seseorang yang hidupnya seimbang disebut mutawazun. Tawazun (seimbang) adalah suatu fitrah manusia. Allah SWT menciptakan manusia dalam keadaan seimbang dan sesuai dengan kebutuhan manusia itu sendiri untuk hidup dan beribadah kepada-Nya. 

Bacaan surat Al-Jumu’ah Ayat 9-10 : 

Al-Jumu'ah Ayat 9

Al-Jumu'ah Ayat 10
Artinya : “9. Wahai orang-orang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan solat pada hari jum’at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. 10. Apabila solat telah dilaksanakan, maka berterbaranlah kamu dibumi carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung (QS Al-Jumu’ah/62: 9-10). 

Isi kandungan : 
  • Pada ayat 9, Allah menjelaskan bahwa apabila dikumandangkan adzan, maka kita wajib meninggalkan urusan atau pekerjaan, baik sebagai pedagang, karyawan, atau usaha lainnya dan segera pergi ke masjid untuk melaksanakan solat dengan tenang dan tidak tergesa-gesa. 
  • Pada ayat 10, Allah SWT menerangkan bahwa setelah selesai menunaikan solat kita diperbolehkan melanjutkan urusan atau usaha, mencari rezeki yang halal sehingga tercapai kebahagiaan dan keberuntungan didunia dan diakhirat. 

Macam-macam tawazun (seimbang) : 

  1. Tawazun dalam beribadah
    Ruang lingkup ibadah sangat luas dan tidak terbatas oleh karena itu beribadah ritual menurut syariat islam harus sesuai dengan kemampuan.
      
  2. Tawazun dalam bekerja
    Bekerja merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dalam bekerja dan beribadah kepada Allah, konsep tawazun sangat diperlukan. 

Penerapan Sikap dan Perilaku

Sebagaimana penjabaran ayat tersebut, sebagai seorang muslim yang baik kita perlu membiasakan diri memiliki perilaku terpuji, diantaranya sebagai berikut : 
  1. Manusia hendaknya memahami perannya sebagai khalifah yang bertugas memakmurkan bumi dengan bekerja keras dan menuntut ilmu sebaik-baiknya untuk bekal masa depan. 
  2. Memiliki sifat dan sikap yang tidak merugikan orang lain walaupun oran lain lebih mulia dan tinggi derajatnya. 
  3. Memberikan pelayanan dan penghargaan kepada orang lain berdasarkan prinsip tauhid, kejujuran, dan rasa kasih sayang. 
  4. Mencintai pekerjaan walaupun sekecil apapun dan menyadari bahwa segala yang ada didunia ini telah diciptakan dengan sempurna oleh Allah SWT. 
  5. Memiliki budaya yang tinggi, tidak menganiaya diri, tidak iri hati, dengki, dan selalu berdoa setiap akan mencari karunia Allah. 
  6. Menyadari bahwa Allah menciptakan sesuatu besrta kelebihan dan kekurangannya dan tidak ada yang sia-sia serta merupakan pelajaran bagi orang-orang yang beramal. 
  7. Tidak meninggalkan kesempatan dimana sebenarnya ia mampu untuk berusaha memanfaatkannya untuk bekerja meraih karunia Allah (lihat. Qs Az-Zumar: 39 dan At-Taubah: 105). Hadis Rasulullah saw., “dari Rifaah bin Rafi’ r.a. berkata, sesungguhnya Nabi ditanya tentang pekerjaan yang paling baik. Beliau menjawab “Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yag baik.” (HR Al Bazzar dan dianggap sahih oleh Imam Hakim). 
  8. Menyadari bahwa Allah menciptakan manusia adalah untuk mengabdi atau beribadah hanya kepada-Nya secara konsisten, teratur, dan tertib sesuai dengan kesanggupan serta melaksanakanibadah ritual (syariat islam) sesuai dengan ketentuan Allah SWT dan rasul-Nya. 
  9. Melaksanakan ajaran islam untuk bekerja keras guna menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup yang baik dan sejahtera serta sebagai alat untuk mencapai tujuan hidup yaitu kebahagiaan didunia dan diakhirat. 
  10. Berfikir rasional, berorientasi kemasa depan, mengkhayal waktu, dan menjalin hubungan terhadap sesama gna meraih prestasi. 
  11. Bekerja keras dengan menggunakan inderanya secara sinergi tanpa meninggalkan kewajiban solat dan terus berbuat baik. 


Comments

Popular posts from this blog

Ayat - Ayat Al-Qur'an Tentang Perkembangan IPTEK

Q.S. Yunus  Ayat 101 Artinya :  Katakanlah: "perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".  Isi kandungan surat yunus ayat : 101 Allah memerintahkan kepada kita untuk memperhatikan dan merenungkan kejadian langit dan bumi.  Alam semesta yang ada ini merupakan bukti kongkrit kekuasaan dan kebesaran allah. dengan mengenal tanda-tanda kekuasaan allah, manusia dapat mengenal allah (ma’rifatullah). ma’rifatullah yang diajarkan kepada manusia adalah mengenal allah swt melalui hasil ciptaan dan sifat-sifat-nya bukan melalui zat-nya. tujuan ma’rifatullah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Syarat utama untuk menemukan hikmah dan manfaat dari segala apa yang diciptakan allah adalah keimanan. Pentingnya mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. ayat tersebut diawali dengan perintah untuk memperhatikan tanda-tanda kekua...

Iman Kepada QADA dan QADAR

Pengertian Qada dan Qadar Qada dan Qadar berasal dari bahasa Arab yang mengandung banyak makna. Qada dapat berarti ‘hukum’ atau ‘keputusan’. Sedangkan kata qadar berarti ‘ukuran’ atau ‘ketentuan’ dan ‘kepastian’. Apabila kedua kata tersebut dihubungkan dengan Allah, makaakan menjadi qada Allah dan qadar Allah. Iman kepada qada dan qadar Allah memiliki fungsi dan manfaat terhadap manusia itu sendiri, antara lain : Memotivasi manusia untuk senantiasa bersyukur, patuh terhadap perintah Allah, menjauhi larangan Allah, dan takut terhadap azab Allah. Iman kepada qada dan qadar yang terefleksi melalui perilaku, diupayakan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Mempelajari ilmu pengetahuan dan menggali dengan kreativitasnya untuk menemukan dan mengungkapkan ilmu-ilmu Allah dengan berlandaskan iman dan takwa. Melalui akal dan fikiran, manusia dapat memahami bahwa takdir manusia bukan berarti berdiam diri saja atau menyerah tanpa usaha dan kerja keras. Menumbuhkan sikap dan per...

Perilaku Terpuji Menjaga Persatuan Dan Kerukunan

MAKNA KESATUAN DAN KERUKUNAN Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata dasar kerukunan adalah rukun yang artinya hubungan persahabatan, damai, dan tidak saling berselisih. Oleh karena itu, tugas pemimpin di dalam pemerintahan antara lain adalah berusaha menciptakan kerukunan hidup beragama. Di dalam kamus yang sama, arti persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian yang telah bersatu. Ajaran islam sendiri telah mengatur tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara secara rukun, damai, dan sejahtera (baldatun tayyibah) sebagaimana tujuan hidup manusia yang selalu diucapkan dalam doa yang sangat populer sebagai berikut:                 Artinya: “Dan diantara mereka ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Al-Baqarah/2:201) Hadist Nabi Muhammad SAW. Bersabda, “Sesungguhnya setan berkata, “De...